Jumat, 12 November 2010
Kung fu
Kungfu adalah ilmu bela diri dari Tiongkok. Akan tetapi, arti kata Kungfu yang sebenarnya memiliki makna luas, yakni sesuatu yang didapat dalam waktu yang lama dan dengan ketekunan yang sungguh-sungguh. Sehingga seorang ahli memasak yang hebat pun dapat dikatakan memiliki Kungfu yang tinggi.
Selain kata Kungfu, istilah Wushu dan Kundao/Kuntao juga sering dipakai untuk menyebut ilmu bela diri dari Tiongkok. Sedangkan ilmu Kungfu yang sudah menyebar ke Asia Tenggara (terutama Indonesia) di masa lalu disebut Kuntao, menurut Donn Draeger dalam buku beliau yang berjudul Weapons and Fighting Arts of Indonesia. Namun di masa kini, istilah Kuntao tersebut sudah sangat jarang dipergunakan.
Perkembangan
Pada awal mulanya, istilah Ilmu atau kemampuan Bela Diri dalam masyarakat Tiongkok adalah Ilmu Silat bukan "Kungfu". Istilah Kungfu tidaklah sepopuler hingga saat ini. Kungfu sendiri lebih menunjuk kepada suatu Keahlian dan keuletan yang khusus dan teruji unggul, misalnya ahli memasak, ahli bercocok tanam dan lain-lain. Istilah Kungfu menjadi populer setelah seorang legenda ilmu bela diri, yakni Bruce Lee mempopulerkan istilah Kungfu di belahan dunia barat. Tersentak dengan kemampuan, kecepatan dan kekuatan Sang Legenda, istilah Kungfu menjadi sangat populer dan identik dengan Ilmu Bela Diri China hingga kini.
Ilmu bela diri Kungfu pada mulanya berkembang dari kebutuhan dan kemampuan manusia untuk bertahan hidup, baik untuk membela diri dari berbagai jenis serangan binatang buas, berburu untuk makan, maupun kemampuan untuk berperang. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang obat-obatan dan tubuh manusia di Tiongkok kuno - serta perang saudara yang berkepanjangan, Seni Bela Diri Kungfu pun berkembang pesat dan menyebar luas, sehingga membawa banyak kontribusi dan mempengaruhi cikal bakal berbagai jenis macam ilmu bela diri di Asia, seperti Karate, Kempo, Pencak Silat dan lain-lain.
Kungfu mempunyai sejarah dan tradisi ilmu bela diri yang sangat panjang, ketat, teruji dan efektif sejak 5000 tahun yang lalu bersamaan dengan munculnya aliran kepercayaan Dao (Taoisme) yang kelak akan berkembang menjadi agama khusus. Pada tahun 2500-an, mulai bermunculan berbagai aliran Kungfu yang melegenda hingga kini, dimulai dari Kuil Shaolin (Siaw Liem Sie), Wudang (Butong), Omei (Emei-Gobi), Kun Lun, Hua San, Thian San, Khongtong dan lain-lain. Secara umum, terdapat 100 lebih aliran Kungfu dan ribuan jurus serta berbagai jenis ilmu yang unik dan aneh, mulai dari yang paling keras dan ganas (external arts) hingga ilmu yang paling lembut dan ringan seperti kapas (internal arts). Berbagai aliran dan ilmu-ilmu yang masih eksis hingga kini adalah Hung Gar, Lohan, Ngo Cho, Pek Ho, Eng Jiaw, Qin Na, Wing Chun, Tai Chi Quan, Hsing I, Ba Gua, Yi Quan, Fan Zi Quan, Chang Quan dan lain-lain. lain.
Para Pendekar Kungfu masa lalu yang terkenal memberikan kontribusinya dalam Dunia Kungfu antara lain :
1) Bodhidharma (Da Mo/Tat Mo atau Daruma dalam bahasa Jepang). Beliau adalah Pendeta spiritual Zen Budha dari India yang bertapa 9 tahun di Kuil Shaolin dan Pencipta berbagai jenis ilmu legendaris seperti : Ilmu Perubahan Urat & Otot (Yi Jin Jing/I Chin Ching), 9 Matahari (Kiu Yang Cin Keng), Otot Kawat Tulang Besi (Tiet Sin Kun), Baju Besi Emas (Genta Emas), 5 Jurus Hewan, Jari Zen, dll. Namun sayangnya, beberapa diantara ilmu tersebut sudah lenyap. Konon pada saat menyebrang lautan hingga ke Tiongkok, Beliau hanya berdiri diatas sebatang dahan kecil dan gua tempat pertapaan Bodhidharma meninggalkan bayangan lekuk tubuhnya pada saat bermeditasi di tembok gua hingga kini. Selama bermeditasi 9 tahun di gua tersebut, Bodhidharma mampu mendengar pembicaraan berbagai jenis mahluk hidup seperti semut misalnya.
2) Thio Sam Hong (Thio Kun Po/Zhang Jun Bao/Zhang San Feng). Di masa mudanya, Thio Sam Hong adalah murid yang sangat berbakat di Kuil Shaolin. Karena diberlakukan semena-mena oleh para senior, Beliau keluar dari Kuil Shaolin dan belajar mengembangkan Kungfu sendiri dengan memperhatikan berbagai fenomena alam seperti terpaan angin keras terhadap pohon bambu, pertarungan bangau dan ular, kokohnya pertahanan belalang sembah dari terpaan angin dan lain-lain. Setelah mengerti & memahami Intisari Alam Semesta, Thio Sam Hong muda menyepi di gunung Hua San untuk menyempurnakan ilmu-ilmunya. Pada saat Beliau turun gunung, Beliau menjelajahi seluruh Tiongkok dan mengadu ilmunya dengan para Ahli Bela Diri dan/atau Pendekar semua aliran. Berdasarkan literatur kuno, tercatat 2 pertarungan yang sangat terkenal, yakni pertama adalah pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Nomor 1 (Satu) Mongol yang sangat besar, kuat dan agresif. Belakangan diketahui pula bahwa Pegulat tersebut juga sangat ahli dalam berbagai aliran Kungfu Tiongkok. Pegulat Mongol tersebut konon mengalahkan banyak petarung Kuil Shaolin dan sejumlah Pendekar aliran keras lainnya. Pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Mongol tersebut dimenangkan oleh Thio Sam Hong dengan ilmu barunya, Tai Chi! Pertarungan kedua adalah seorang diri Thio Sam Hong mengalahkan lebih dari 100 orang gangster di sarang penyamun hanya dengan tangan kosong! Semenjak itu, Thio Sam Hong diakui oleh seluruh kalangan persilatan menjadi Pendekar Tanpa Tanding pada saat itu. Setelah merasa cukup dalam perantauanya, Beliau naik ke gunung Wudang (Butong) dan mendirikan Perguruan Wudang dengan basis utama pengajaran : Taoisme. Thio Sam Hong sendiri diyakini merupakan Pencipta Ilmu Tai Chi pertama dan sangat Ahli dalam Ilmu Tao Yin (Nei Kung). Konon Thio Sam Hong hidup di 3 (tiga) jaman (Immortal Taoist)dinasti, yakni Dinasti Sung, Dinasti Yuan (Monggol, dan Dinasti Ming (Han).
3) Yue Fei (Jenderal Yue Fei, Tangyin-Provinsi Henan, 1103-1142). Beliau adalah Jenderal Patriot yang terkenal dari Kekaisaran Dinasti Sung (960-1279) yang bertempur melawan invasi suku bangsa Jin (Jurchen/Juchen) dan hingga akhir hayatnya tetap setia membela negara walaupun difitnah dan dihukum mati oleh penguasa lalim. Jenderal Yue Fei dipercaya sebagai Pencipta Kungfu Internal dan eksternal, yakni : Hsing - I (Xing Yi) dan Penyempurna Eng Jiaw (Cakar Elang). Pada masa mudanya, Jenderal Yue Fei belajar dari Bhiksu Shaolin yang bernama Jow Tong/Lai Chin. Selain ahli dalam pertarungan tangan kosong, Jenderal Yue Fei juga ahli dalam 18 senjata Shaolin khususnya ilmu Tombak Tunggal. Konon ilmu tombaknya setara dengan ilmu tombak Keluarga Marga Yang (Ilmu tombak Keluarga Yang merupakan ilmu silat keluarga turun temurun yang sangat khas dan tinggi serta hanya sedikit Ahli/Pendekar yang mampu menandingi ilmu mereka pada jamannya. Berdasarkan catatan kuno, diketahui bahwa ilmu tombak tingkat tinggi Keluarga Yang mempunyai sejumlah keistimewaan unik, yakni : Ilmu Tombak Naga Melekat/Naga Berpilin dan Ilmu Tombak (Toya) Naga Perkasa yang mampu melumpuhkan/membunuh lawan tanpa menyentuh fisik. Catatan : Keluarga Yang juga merupakan Patriot Sejati terakhir yang tetap setia hingga akhir kejatuhan Kekaisaran Dinasti Sung oleh Monggol). Kungfu Hsing I sendiri sempat lenyap dari dunia persilatan pasca meninggalnya Jenderal Yue Fei hingga sampai ditemukan kembali Kitab Kungfu Hsing I yakni Kitab 10 Prinsip Hsing-I peninggalan Jenderal Yue Fei menjelang akhir Dinasti Ming oleh Ji Long Feng (Ji Jike). Kemudian Ji Long Feng menurunkan Kungfu Hsing I ke Keluarga Ma, Cao Ji Wu dan lain-lain hingga akhirnya muncul Kuo Yun Shen dan Sun Lutang sebagai ahli-ahli Kungfu Hsing I yang luar biasa.
4) Qi Jiguang (1528-1588). Beliau adalah salah satu Jenderal Patriot yang terkenal lainnya dari Dinasti Ming (1368-1644). Pada umur 22 tahun, Qi Jiguang bertempur dan mengusir tentara Monggol yang dipimpin Altan Khan yang berupaya menjajah Tiongkok kembali (1548-1552). Beliau bersama Yu Dayao dan Tan Lun terkenal sebagai Patriot yang membasmi habis perompak dan bajak laut Jepang (rata2 para perompak tersebut merupakan ex-Samurai yang kalah perang dan bekerjasama dengan perompak Tiongkok atau penguasa setempat yang lalim)yang kerap kali merampok di daratan Tiongkok khususnya wilayah Fujian dan Zhejiang. Paska pembasmian tersebut, tidak ada perompak atau bajak laut Jepang yang berani kembali lagi karena kemampuan bertempur dari tentara Jenderal Qi Jiquang yang luar biasa. Beliau mencatat dan mewariskan seluruh ilmu Kungfunya dalam Kitab "Ji Shou Ching Hua" yang saat ini menjadi salah satu pusaka yang melengkapi pustaka Kungfu Tiongkok.
5) 5 Leluhur Shaolin. Pasca pembakaran Kuil Shaolin dalam pertempuran kedua antara para Pendeta Kuil Shaolin dengan 50.000 Tentara Qing bersenjata lengkap dan modern yang dibantu para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei (White Eyebrow).
Kelima leluhur Shaolin tersebut adalah :
1) Choi Tak-Chung (蔡德忠)
2) Fong Tai-Hung (方大洪)
3) Ma Chiu-Hing (馬超興)
4) Wu Tak-Tai (胡德帝)
5)Lee Sik-Hoi (李式開)
Berdasarkan literatur lama, disebutkan bahwa Kuil Shaolin hancur total dan terbakar selama 40 hari 40 malam dalam serangan tersebut. Seluruh catatan kuno ribuan tahun termasuk sejumlah ilmu Kungfu legendaris dan senjata pusaka hilang atau habis terbakar. Dari ribuan Biksu dan non Biksu Shaolin, hanya 5 orang yang lolos dari serangan tersebut dan kemudian mereka menyebar keseluruh Tiongkok sembari menyebarkan Shaolin Kungfu serta perlawanan anti Dinasti Qing. Kehancuran Kuil Shaolin diakibatkan oleh adanya pengkhianatan oknum Shaolin yang ternyata adalah antek-antek Dinasti Qing yang menyusup dan menabur racun diberbagai titik sumber air dan makanan para Bhiksu. Pada saat serangan kedua tersebut, kondisi fisik yang keracunan telah menyebabkan hilangnya kemampuan bertarung para Bhiksu dan Non Bhiksu Shaolin. Dalam pertarungan pertama, para Petarung Kuil Shaolin berhasil mengusir puluhan ribuan tentara Dinasti Qing yang bersenjata lengkap. Kegagalan dalam serangan pertama tersebut, membuat Kaisar Qing di puncak kemarahan. Sang Kaisar mengumpulkan tentara-tentara terbaik dari setiap legiun dan merekrut seluruh ahli bela diri Kungfu (termasuk para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei) yang loyal kepada Dinasti Qing untuk bersama-sama menyerbu Kuil Shaolin serta menpersiapkan strategi penyusupan/perusakan dari dalam Kuil Shaolin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar